This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 11 Juli 2016

PERBEDAAN PENILAIAN PERSEDIAAN

PERBEDAAN PENILAIAN PERSEDIAAN

1. FIFO
Metode FIFO menganggap bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan untuk penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.
§  Metode FIFO (First In First Out) pertama kali dikenal dalam akuntansi keuangan sebagai salah satu metode dalam penilaian persediaan barang. Harga yang digunakan sebagai dasar dalam menilai persediaan barang dapat memakai harga lama atau harga baru.
§  Pada metode FIFO, persediaan barang yang dikeluarkan untuk produksi atau dijual, nilainya didasarkan pada harga menurut urutan yang pertama masuk. Jadi, untuk penilaian pada persediaan barang yang tersisa, berarti harganya didasarkan pada harga baru atau harga urutan yang terakhir.
v Perbandingan Metode-metode Persediaan
– FIFO
1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi
3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.

– LIFO
1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
2. Menghasilkan laba kotor yang rendah
3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah
– Biaya rata-rata
Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.

2. LIFO
Metode FIFO adalah membebankan biaya dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling dtua di akun persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan Metode LIFO. Karena setiap variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara konsisten.
*Kelebihan :
1.      Mudah menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang
2.      Jika harga naik, harga barang konservatif
3.      laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga
4.      Jika harga berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan.
*Kelemahan :
1.      bertentangan dengan aliran fisik sesungguhnya
2.      Tidak menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya /kos yang sudah usang.

3. Metode Rata-Rata Tertimbang
§  Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya produksiyang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
§  Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan depar temen berikutnya yang bersangkutan.

PENILAIAN PERSEDIAAN

PENILAIAN PERSEDIAAN

Tujuan dilakukan metode ini adalah untuk membandingkan biaya dengan pendapatan yang saling berkaitan dalam rangka menghitung laba bersih pada akhir periode atau pada waktu penutupan atau dalam menyusun laporan keuangan. Persediaan harus dihitung menurut persatuannya maupun nilainya karena persediaan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan untuk tahun yang bersangkutan.
Adapun tujuan dilakukan metode alokasi harga pokok persediaan adalah :
A.    Tujuan yang utama adalah untuk menghitung laba rugi dengan membandingkan biaya dengan hasil penjualan.
B.     Untuk menyajikan nilai, informasi secara teratur dalam perusahan.
C.     Untuk memberikan informasi mengenai persediaan yang meningkatkan para investor dan para pemakai lainnya.
Menurut ikatan Akuntan Indonesia ada beberapa metode penilaian persediaan :
A.    Metode FIFO
B.     Metode LIFO
C.     Metode Rata-rata (Average)
D.    Metode Identifikasi Khusus
E.     Metode Eceran
Dengan menggunakan contoh dibawah ini pemakaian metode penilaian tersebut diatas dapat lihat sebagai berikut:
Francium store menyajikan informasi berikut yang berkaitan dengan salah satu produknya :
            Persediaan 1 Januari                            300 Unit @ 17.5
            Pembelian 10 Januari                          900 Unit @ 18
            Pembelian 20 Januari                          1200 Unit @ 18.25
            Penjualan 8 Januari                             200 Unit
      Penjualan 18 Januari                           600 Unit
      Penjualan 25 Janurai                           1000 Unit


 A. Metode FIFO
Metode FIFO(First in first out) berdasarkan anggapan bahwa harga pokok per satuan dari barang yang masuk (dibeli) pertama dibebankan kepada barang yang keluar (dijual) pertama.
Apabila jumlah barang yang dijual melebihi jumlah barang yang masuk pertama maka selebihnya dibebani dengan harga pokok persatuan dari barang yang masuk terakhir. Apabila jumlah persediaan tersebut melebihi jumlah pembelian barang yang terakhir maka selebihnya dibebankan dengan harga pokok per satuan dari pembelian sebelumnya. Metode FIFO ini dapat diterapkan baik didalam sistem periodik dan sistem perpetual.

1. Metode FIFO Periodik
Apabila perusahaan menggunakan metode ini persediaan yang ada ditentukan harganya dengan mengenal hanya dari pembelian-pembelian terakhir.
Misalkan seperti contoh dibawah ini:
Persediaan 1Januari                 300 Unit          @17.5             = $ 5.250
Pembelian 10 Januari              900 Unit          @ 18               = $ 16.200
Pembelian 20 Januari              1200 Unit        @ 18.25          = $ 21.900
Barang yang tersedia dijual    2400 Unit                                    $ 43350 
Penjualan                                 1800 Unit
Persediaan akhir                      600 Unit
Nilai per akhir                         600 Unit @ 18.25                   = $ 10.950
Harga pokok penjualan           $ 43.350 - $ 10.950                 = $ 32.400

2.Metode FIFO Perpetual
Dalam metode FIFO perpetual perhitungan harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi penjualan. Jika perusahaan menggunakan metode perpetual maka persediaan dapat ditentukan dengan memakai kartu pembantu.


METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG (2)

A.  Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang
Karena fungsi utama perusahaan dagang adalah menjual barang dagang (persediaan) yang dimilikinya, maka pencatatan dan perlakuan akuntansi atas persediaan yang dimiliki perusahaan akan berpengaruh langsung terhadap keseluruhan proses akuntansi di perusahaan tersebut. Dalam melakukan pencatatan atas aktivitas perusahaan dagang, terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
1.    Metode Periodik (Metode Fisik), yaitu metode yang digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang dalam suatu perusahaan, di mana persediaan dicatatat dan dihitung hanya pada awal serta akhir periode akuntansi saja untuk menentukan beban pokok penjualannya (harga pokok penjualan).
Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).
Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang periode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai  posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung  operasional. Laporan neraca  dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
Dimana dalam menghitung Harga Pokok Penjualan/Beban Pokok Penjualan selama suatu periode dalam perusahaan dagang yaitu :

Persediaan Awal                                             Rp xxx
Pembelian                                                        Rp xxx
Barang yg tersedua untuk Dijual                    Rp xxx
Persediaan Akhir                                             (Rp xxx)
Harga Pokok Penjualan                               Rp xxx
  


2.    Metode Perpetual, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat persediaan barang dagang dalam perusahaan, dimana persediaan dicatat dan dihitung secara detail baik pada waktu terjadinya pembelian barang maupun penjualan barang.
Dalam sistem perpetual tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang berhubungan dengannya.  Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan. Akun persediaan barang dagang dalam metode perpetual digunakan untuk mencatat persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode, penjualan yang dilakukan selama periode dan persediaan yang ada di akhir periode.
Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali terjadi transaksi. Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan.  
Perbedaan Metode Periodik (Fisik) dengan Metode Perpetual ini adalah sebagai berikut:
Sistem Periodik
Sistem Perpetual
a.    Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebit rekening pembelian.
b.   Hasil penjualan dicatat dalam rekening penjualan dan pada waktu penjualan harga pokok penjualan tidak dicatat dijurnal.
c.   Nilai persediaan pada akhir  periode tidak dapat diketahui sehingga perlu melakukan perhitungan fisk persedian: dibuat penyesuaian pada akhir periode
a.    Pembelian barang dagangan dicatat dalam akun persediaan barang dagangan.
b.    Hasil penjualan dicatat dalam rekening penjualan dan pada waktu penjualan harga pokok penjualan dicatat/dijurnal.
c.    Walaupun nilai persediaan akhir dapat diketahui, penghitungan fisik tetap harus dilakukan untuk mencocokkan persediaan akhir menurut penghitungan fisik dengan catatannya.

Contoh:

Transaksi
Sistem Periodik
Sistem Perpetual

(D)
(K)

(D)
(K)
1
Membeli barang scr tunai
Rp 10.000
Pembelian
Kas
10.000

10.000
Persediaan barang dagang

Kas
10.000




10.000
2
Terdapat barang yang dijual. Harga jual Rp 4.000 dan
HP barang Rp 1.500
Kas
Penjualan

(nilai dalam penjualan sebesar harga jual)

4000



4000
Kas
Penjualan

HPP
Pers. Brg Dagang
(nilai dalam persediaan barang dagang sebesar harga pokok barang)
4000


1500

4000


1500

Pada Akhir Tahun
Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik karena tanpa inventarisasi fisik barang, tidak dapat diketahui persediaan yang ada
Tanpa inventarisasi sudah dapat diketahui persediaan, namun inventarisasi perlu dilakukan 

METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

A.  Pengertian Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Untuk perusahaan manufaktur, termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya yaitu terdiri dari persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

B.  Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang
Karena fungsi utama perusahaan dagang adalah menjual barang dagang (persediaan) yang dimilikinya, maka pencatatan dan perlakuan akuntansi atas persediaan yang dimiliki perusahaan akan berpengaruh langsung terhadap keseluruhan proses akuntansi di perusahaan tersebut. Dalam melakukan pencatatan atas aktivitas perusahaan dagang, terdapat dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
1.    Metode Periodik (Metode Fisik), yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang dagang dalam suatu perusahaan dagang, di mana persediaan dicatatat dan dihitung hanya pada awal serta akhir periode akuntansi saja untuk menentukan beban pokok penjualannya (harga pokok penjualan).
2.    Metode Perpetual, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan barang dagang dalam perusahaan dagang, dimana persediaan dicatat dan dihitung secara detail baik pada waktu dibeli maupun dijual (terjadinya transaksi).
Dalam sistem saldo permanen tidak disediakan akun pembelian dan akun-akun lain yang berhubungan dengannya.  Pembelian barang dagang langsung dicatat ke akun persediaan.  Harga pokok penjualan tidak dihitung secara periodik, tetapi dihitung dan dicatat setiap kali terjadi transaksi.  Untuk ini, dibuat satu akun tersendiri yaitu: Harga pokok penjualan.  Akun persediaan barang dagang dalam metode saldo permanen digunakan untuk mencatat persediaan yang ada di awal periode, pembelian yang dilakukan selama periode,penjualan yang dilakukan semala periode dan persediaan yang ada di akhir periode.

HPP = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan Akhir

Dimana dalam menghitung Harga Pokok Penjualan/Beban Pokok Penjualan selama suatu periodde dalam perusahaan dagang yaitu :
 Jurnal umum pencatatan transaksi proses Penjualan dan Pembelian barang dagang dapat dilakukan dengan cara :
A.  Pencatatan Persediaan Barang Dagang dengan Metode Periodik (Metode Fisik)
Keterangan
Tunai
Kredit
Pembelian Barang dagang
Pembelian        xxx
Kas                      xxx
Pembelian        xxx
Utang Dagang      xxx
Biaya angkut pembelian
Beban angkut
pembelian        xxx
Kas                         xxx

Retur Pembelian
Kas                              xxx
Retur Pembelian  xxx
Utang dagang   xxx
Retur pembelian     xxx
Pelunansan Utang Dagang dengan disertai Potongan Pembelian
Utang Dagang        xxx
Kas                              xxx
Potongan Pembelian   xxx

Penjualan
Kas                              xxx
Penjualan                    xxx
Piutang dagang      xxx
Penjualan                  xxx
Retur Penjualan
Retur penjualan            xxx
Kas                              xxx
Retur penjualan       xxx
Piutang dagang        xxx
Penerimaan Pelunasan Piutang disertai Potongan Penjualan
Kas                         xxx
Potongan penjualan          xxx
Piutang dagang           xxx

Pembayaran Biaya Angkut Penjualan
Biaya angkut
penjualan                     xxx
Kas                             xxx



B.  Pencatatan Persediaan Barang Dagang dengan Metode Perpetual

Keterangan
Tunai
Kredit
Pembelian Barang dagang
Persediaan barang
dagang                      xxx
Kas                                xxx
Persediaan barang
dagang                      xxx
Utang dagang               xxx
Pembayaran Biaya Angkut Pembelian
Persediaan barang
dagang                      xxx
Kas                                xxx

Retur Pembelian
Kas                            xxx
Persediaan barang         xxx
Utang dagang          xxx
Persediaan barang         xxx
Pembayaran Utang Dagang disertai Potongan Pembelian
Utang Dagang          xxx
Kas                              xxx
Persediaan barang       xxx

Penjualan
Kas                  xxx
Penjualan               xxx
(nilai dalam penjualan sebesar harga jual)


HPP                        xxx
Persediaan barang    xxx
(nilai dalam persediaan barang dagang sebesar harga pokok barang)
Piutang dagang      xxx
Penjualan                  xxx



HPP                       xxx
Persediaan barang    xxx
(nilai dalam HPP sebesar harga pokok barang)
Retur Penjualan
Retur penjualan      xxx
Kas                             xxx

Persediaan barang  xxx
HPP                            xxx
(nilai dalam persediaan barang dagang sebesar harga pokok barang yang dikembalikan)
Retur penjualan      xxx
Piutang dagang           xxx

Persediaan barang  xxx
HPP                            xxx
(nilai dalam persediaan barang dagang sebesar harga pokok barang yang dikembalikan)
Penerimaan Pelunasan Piutang disertai Potongan penjualan
Kas                              xxx
Potongan penjualan     xxx   
Piutang dagang              xxx

Pembayaran Biaya Angkut Penjualan
Biaya angkut penjualan   xxx
Kas                                   xxx