Penggolongan
Akun-akun Dalam Akuntansi
Penggolongan Akun
Dalam kegiatan dunia usaha
setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam jenis maupun dalam
jumlahnya. Kita tahu bahwa makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya
maka semakin banyak dan beragam pula transaksi yang terjadi. Dalam hal ini agar
memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis
masing-masing. Misalnya setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan
dalam suatu lembaran yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas. Akun
atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat
transaksi keuangan yang sejenis dan dapat merubah komposisi harta, kewajiban
dan modal perusahaan.Akun digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok:
A. Akun Riil/Akun Dalam Neraca
(Balance sheet accounts)
Akun riil disebut juga akun
neraca yang sifatnya permanen. Artinya, tetap berkelanjutan dari satu periode
pembukuan ke periode pembukuan berikutnya.
1. Harta/Aktiva (Assets)
Harta atau aktiva adalah
setiap sumber daya yang dimiliki perusahaan yang berguna pada waktu sekarang
dan waktu yang akan datang. Atau dengan kata lain, aktiva adalah sumber-sumber
ekonomis yang dimiliki perusahaan dan masih akan mendatangkan manfaat di
kemudian hari . Penggolongan harta berdasarkan likuidasinya (kemudahan untuk
dicairkan atau diuangkan) antara lain:
a. Harta Lancar (Current Assets)
Harta lancar adalah harta
yang tingkat likuidasinnya tinggi, artinya harta tersebut dapat dengan segera
berubah dalam waktu kurang dari satu tahun atau kekayaan lain yang dapat
dicairkan menjadi uang tunai serta habis dipakai dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun. Harta lancar antara lain:
§
Kas (Cash), adalah jumlah uang
tunai yang tersedia di tangan (cash on hand) atau di bank (cash
in bank)dicairkan menjadi uang tunai atau habis dipakai dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun (dalam siklus normal perusahaan). Misalnya, uang tunai,
cek, dan giro bank kecuali deposito.
§
Surat-surat berharga (Market able
securities) adalah saham atau obligasi yang dimiliki
perusahaan-perusahaan dan setiap saat siap diperjualbelikan. Misalnya, saham
dan obligasi.
§
Piutang wesel atau wesel tagih (Notes
receivable)adalah hak tagih atas janji tertulis yang menyatakan sanggup
untuk membayar pada waktu tertentu dengan jumlah tertentu.
§
Piutang usaha atau piutang dagang (Account
Receivable) adalah tagihan kepada pihak lain. Tagihan ini timbul
akibat penjualan barang atau jasa secara kredit.
§
Persediaan barang dagangan (Merchandise
inventory)adalah jumlah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali
dengan tujuan untuk mencari laba.
§
Persediaan barang (Inventory of
supplies) adalah sejumlah barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dipakai dalam kegiatan usaha ciri utama adalah bahwa perelngkapan ini proses
pemakaiannya sekaligus habis atau tidak sekaligus habis, dan diperkirakan masa
penggunaannya relatif singkat, kurang dari satu tahun.
Misalnya
: perlengkapan toko (store supplies), seperti kertas pembungkus,
plastik.
§ Beban
dibayar di muka (Prepaid expenses) adalah beban yang
dikeluarkan tetapi belum dianggap sebagai beban selama hasil yang diperoleh
dari pengeluaran beban tersebut belum dimanfaatkan atau dikonsumsi.
Misalnya : asuransi dibayar
di muka (prepaid insurance),sewa dibayar di muka (prepaid
rent).
§ Pendapatan
yang masih harus diterima (Accrued revenues) adalah suatu
pengorbanan berupa jasa yang waktunya sudah berlalu tetapi imbalan atau balas
jasanya belum diterima.
Misalnya : bunga yang masih
harus diterima (accrued interest receivable), sewa yang masih harus
diterima(accrued rent receivable)
b. Harta Investasi (Investment Assets) atau
Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Harta investasi adalah
penanaman modal dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) terhadap
perusahaan lain.
Misalnya :
v Investasi dalam saham (investment in
stock), investasi dalam obligasi (investment in bond), dan
surat berharga lainnya.
v Investasi dalam bentuk dana yang akan
digunakan pada masa mendatang (untuk kepentingan ekspansi).
v Investasi dalam bentuk aktiva lainnya (tanah,
dengan rencana penggunaan di masa yang akan datang.
c. Harta Tetap Berwujud (Tangible Fixed
Assets)
Harta tetap berwujud adalah
harta kekayaan perusahaan yang digunakan untuk operasional usaha. Sifat
pemakaiannya relatif tetap dan jangka waktu pemakaiannya tahan lama atau lebih
dari satu tahun. Harta tetap berwujud antara lain:
§
Peralatan (Equipment) adalah
harta yang digunakan untuk operasional perusahaan yang manfaat pemakaiannya
relatif tahan lama dan biasanya terdiri dari berbagai jenis barang.
§
Bangunan (Building) adalah
bangunan yang siap digunakan untuk operasional usaha.
§
Akumulasi penyusutan harta tetap (Accumulated
depreciation of fixed assets) adalah pengelompokkan nilai penyusutan
aktiva tetap akibat manfaatnya berkurang setiap kali digunakan.
§
Tanah (Land) adalah tanah
tempat usaha.
§
Perabot dan perlengkapan (Furniture
and fixture).
§
Peralatan lainnya serta hak atas tanah
ataupun sumber-sumber lainnya.
d. Harta Tetap Tidak Berwujud (Intangible
Fixed Assets)
Aktiva yang tidak berwujud
adalah aktiva yang tidak memiliki bentuk dan wujud fisik (abstrak) tetapi
memiliki nilai yang dicerminkan oleh hak atau hak istimewa atau posisi yang
menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan.
Aktiva tidak berwujud ini
digunakan oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam
rangka kegiatan perusahaan serta memiliki masa manfaat yang relatif permanen.
Berdasarkan masa
manfaatnya, aktiva ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Aktiva
yang tidak berwujud, yang masa manfaatnya dibatasi oleh Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, atau oleh sifat aktiva itu sendiri, seperti:
-
Hak Paten (Patens) adalah
hak untuk memproduksi atau menggandakan suatu penemuan agar memberikan
penghasilan bagi pemilik hak.
-
Hak cipta (Copyright) adalah
hak yang diberikan kepada seseorang karena menciptakan sesuatu yang belum
dikenal sebelumnya.
-
Hak monopoli suatu usaha (Franchise) adalah
hak yang diberikan kepada seseorang atau perusahaan untuk menggunakan barang
atu nama pemberi hak.
2. Aktiva yang tidak berwujud yang masa
manfaatnya tidak terbatas, seperti:
-
Good will adalah nama baik
perusahaan yang merupakan suatu kelebihan untuk memperoleh keuntungan atau laba
lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain.
-
Merek dagang (Trade mark) yaitu
hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau seseorang untuk
menggunakan suatu merk tertentu yang dilindungi hukum.
e. Harta Lain-lain (The Other Assets)
Harta lain-lain adalah
harta tetap perusahaan yang belum/tidak digunakan dalam operasional perusahaan
antara lain, pembelian tanah untuk cadangan perusahaan dan bangunan yang masih
dalam proses.
2. Kewajiban / Utang (Liabilities)
Kewajiban merupakan utang
perusahaan yang harus dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu
atau tuntutan (klaim) seseorang atau kelompok perorangan terhadap kekayaan
perusahaan, kewajiban digolongkan dengan urutan berdasarkan jangka waktu
pelunasan. Kewajiban terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban jangka
panjang.
a. Kewajiban lancar (Current
Liabilities) / Utang Jangka Pendek (Short Term Liabilities)
Kewajiban lancar adalah
utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Kewajiban
lancar antara lain:
-
Utang wesel atau wesel bayar (notes
payable) adalah surta janji pengakuan bersedia untuk membayar sejumlah
uang tertentu pda waktu tertentu kepada siapa saja yang tercantum dalam surta
tersebut atau yang ditunjuk.
-
Utang dagang atau utang usaha (account
payable) adalah segala pembelian barang dagangan maupun barang yang
digunakan untuk operasional usaha secara kredit.
-
Beban yang masih harus dibayar (accerued
expenses)adalah kewajiban yang timbul karena perusahaan telah menerima jasa
dari pihak lain pada waktu satu periode tetapi belum dibayar. Contoh : utang
gaji, utang pajak, dan utang bunga.
-
Pendapatan
yang diterima di muka (unearned revenue)adalah kewajiban yang
timbul karena perusahaan menerima uang yang lebih dahulu sedangkan penyerahan
barang atau jasa dilakukan pada periode mendatang. Contoh : sewa diterima di
muka dan komisi diterima di muka.
-
Porsekot
pendapatan (deferred revenue)
b. Kewajiban jangka panjang (Long Term
Liabilities/Debt)
Kewajiban jangka panjang
adalah utang yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dengan
pembayaran baik diangsur maupun sekaligus. Kewajiban jangka panjang antara
lain:
-
Utang obligasi (bond payable) adalah
kewajiban yang timbul karena perusahaan menerbitkan surat-surat obligasi.
-
Utang
hipotek (mortgage payable) adalah kewajiban yang harus dijamin
dengan harta tidak bergerak, misalnya tanah dan bangunan.
-
Kredit investasi adalah kewajiban yang timbul
karena perusahaan memperoleh pinjaman dari pihak lain untuk melakukan
investasi.
c. Kewajiban lain-lain (Other
liabilities)
Kewajiban lain-lain adalah
utang yang tidak dapat secara layak diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar
maupun kewajiban jangka panjang. Misalnya, utang kepada pemilik saham.
3. Modal (Capital)
Modal adalah hak milik atau
kekayaan pemilik (owners equity)dalam perusahaan, yaitu sebesar
selisih antara total aktiva dengan kewajiban perusahaan. Modal untuk perusahaan
perseroan disebut kekayaan pemegang saham (stockholders equity).
Modal juga dapat diartikan sebagai kewajiban perusahaan membayar hak pemilik
bila diperlukan, misalnya ketika ada anggota yang keluar atau perusahaan dilikuidasi
(dibubarkan). Contoh akun modal adalah:
a. Modal pribadi
b. Modal saham (untuk PT)
c. Laba yang ditahan
d. Modal simpanan (untuk koperasi atau modal
anggota)
B. Akun nominal / Akun dalam
laporan laba/rugi
Akun nominal adalah akun
yang digunakan untuk mencatat sumber-sumber penghasilan dan penyebab terjadinya
beban-beban, dari satu kesatuan ekonomi untuk menunjukkan suatu jumlah
penghasilan atau kerugian bersih pada satu periode tertentu. Laporan ini sering
disebut dengan “laporan rugi /laba atau Ikhtisar rugi/laba, profit dan loss
statement, earning statement dan income statement”.
Secara umum, urutan
klasifikasi akun nominal dalam laporan rugi/laba dapat dikelompokkan menjadi:
a. Pendapatan (Income, Revenue)
Pendapatan adalah
peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban perusahaan, yang timbul dari
penyerahan barang atau jasa atau kegiatan usaha yang lain di dalam satu periode
akuntansi. Tidak termasuk dalam pengertian pendapatan adalah peningkatan aktiva
atau penurunan kewajiban perusahaan yang timbul dari adanya pembelian harga,
investasi oleh pemilik diperolehnya pinjaman, dan koreksi laba/rugi periode
yang lalu.
Pendapatan yang berasal
dari penyerahan barang dagangan (untuk Perusahaan Dagang) atau pendapatan yang
berasal dari penyerahan barang hasil produksi (untuk Perusahaan Manufaktur)
umumnya menggunakan istilah “penjualan”, sedangkan istilah “pendapatan
usaha/jasa” umumnya digunakan untuk menyatakan pendapatan yang berasal dari
penyerahan jasa (Perusahaan Jasa).
Berdasarkan sumber
pendapatan tersebut diperoleh, pendapatan dapat dikelompokkan menjadi:
§
Pendapatan Usaha, yaitu pendapatan yang
diperoleh dari hasil usaha pokok atau utama perusahaan, yaitu berupa pendapatan
jasa/usaha (Fees Income), penjualan/barang dagangan atau barang
hasil produksi (sales income).
§
Pendapatan di Luar Usaha/Pendapatan Lain-lain (The
Other Income), yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil di luar usaha
pokok atau utama perusahaan. Misalnya:
1. Pendapatan bunga
2. Pendapatan sewa (rent income)
3. Penjualan aktiva tetap (gain on sales
of fixed assets)
b. Beban usaha (beban operasi)
Beban operasi (Operating-expense) adalah
beban-beban yang berhubungan dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Umumnya
beban ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Beban Penjualan(selling-expense)
Yaitu beban-beban yang
terjadi sehubungan dengan aktivitas penjualan dan pemasaran barang/jasa.
Misalnya:
-
Beban Gaji Bagian Penjualan (Sale
Salaries)
-
Beban Komisi Penjualan (Sales
Commission)
-
Beban Iklan (Advertising Expense)
-
Beban
Supplies (Supplies Expense), dll.
2. Beban Umum dan Administrasi (General and
Administrative Expense):
Yaitu beban-beban yang
terjadi sehubungan dengan aktifitas perusahaan dalam bidang administrasi dan beban-beban
umum.
Misalnya:
-
Gaji Bagiam Umum dan Administrasi (Office
Salaries)
-
Beban Jasa Profesional (Profesional
Service Exp)
-
Beban
Asuransi (Insurance Expense)
-
Beban Telepon, Listrik, dan Air (Telephone,
Electric, and Water Expense)
-
Beban Supplies Kantor (Office Supplies
Expense)
-
Beban Penyusutan Gedung, dll.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat bermanfaat.
BalasHapuscocok banget nih sama situs feenance.web.id
Merupakan Pusat literasi keuangan yang mencakup Akuntansi, Ekonomi, Finansial, perencanaan keuangan dan bisnis yang Update dan Terpercaya.
Buktikan!